TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNTUK PENDIDIKAN JARAK JAUH
Teknologi selalu mempunyai peran yang
sangat tinggi dan ikut memberikan arah perkembangan dunia pendidikan.
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah
bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang ba
... pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi
informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu
pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu,
seperti buku yang dicetak, hingg ... jarak jauh dapat memanfaatkan
teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal
waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.Faktor utama dalam
pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance ... jauh
dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan
efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas
pendidikan.Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal
sebagai distance learn ...
Perkembangan teknologi selalu mempunyai
peran yang sangat tinggi dan ikut memberikan
arah perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah
perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah
bagian dari media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak,
mulai dari teknologi percetakan beberapa abad
yang lalu, seperti buku yang dicetak,
hingga media telekomunikasi seperti, suara yang
direkam pada kaset, video, televisi, dan
CD.Perkembangan teknologi informasi saat ini, Internet,
mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang
baru. Layanan online dalam pendidikan baik bergelar
maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah
memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa)
dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan
online ini dapat terdiri dari berbagai
tahapan dari proses program pendidikan seperti:
pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan,
penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian,
diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh
dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal,
dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu,
tempat dan bahkan meningkatkan kualitas
pendidikan.Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh
secara online yang dikenal sebagai distance
learning yang selama ini dianggap masalah
adalah tidak adanya interaksi antara dosen
dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media
internet sangat dimungkinkan untuk melakukan
interaksi antara dosen dan siswa baik
dalam bentuk real time (waktu nyata) atau
tidak.
Negara-negara berbagai kawasan bisa saling berbagi pengalaman, terutama dalam perencanaan, pengembangan dan pengelolaan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh dan terbuka atau yang dikenal dengan Open and Distance Learning (ODL).
ODL sendiri telah diterapkandi Indonesia, terutama oleh Universitas Terbuka (UT). “Di UT, ada dua jejaring ODL yaitu jejaring untuk pelayanan warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri dan networking. UT sebagai pemain ODL, sehingga kami harus aktif dalam organisasi ODL di manca negara,” ungkap Rektor Universitas Terbuka (UT), Tian Belawati, kepada BISKOM di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang (11/10), saat menyampaikan hasil-hasil dari International Council for Open and Distance Education (ICDE) World Conference ke-24.
Konferensi tingkat dunia yang diikuti 700 delegasi dari 50 negara ini merupakan agenda dua tahunan dari ICDE. Acara yang digelar di Nusa Dua, Bali, 2 – 5 Oktober lalu, bertemakan “Expanding Horizons – New Approaches to ODL” (Memperluas Cakrawala – Pendekatan Baru dalam ODL). Konferensi ini merupakan forum berbagi pengalaman, gagasan, dan strategi esensial dan praktis di kalangan komunitas sesama institusi dan praktisi ODL .
Tian yang juga terpilih menjadi anggota eksekutif komisi ICDE berharap agar organisasi internasional ODL memperhatikan sistem ODL di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Asia lainnya yang infrastruktur backbone serat optic-nya masih belum merata.
“Untuk akses broadband dan internet, Amerika Serikat dan Eropa memang terdepan, sementara Asia Timur dan Asia Tenggara, seperti Korea Selatan, Jepang dan China cukup sukses dengan pertumbuhan akses pita lebar ini,” sambungnya.
Negara-negara berbagai kawasan bisa saling berbagi pengalaman, terutama dalam perencanaan, pengembangan dan pengelolaan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh dan terbuka atau yang dikenal dengan Open and Distance Learning (ODL).
ODL sendiri telah diterapkandi Indonesia, terutama oleh Universitas Terbuka (UT). “Di UT, ada dua jejaring ODL yaitu jejaring untuk pelayanan warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri dan networking. UT sebagai pemain ODL, sehingga kami harus aktif dalam organisasi ODL di manca negara,” ungkap Rektor Universitas Terbuka (UT), Tian Belawati, kepada BISKOM di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang (11/10), saat menyampaikan hasil-hasil dari International Council for Open and Distance Education (ICDE) World Conference ke-24.
Konferensi tingkat dunia yang diikuti 700 delegasi dari 50 negara ini merupakan agenda dua tahunan dari ICDE. Acara yang digelar di Nusa Dua, Bali, 2 – 5 Oktober lalu, bertemakan “Expanding Horizons – New Approaches to ODL” (Memperluas Cakrawala – Pendekatan Baru dalam ODL). Konferensi ini merupakan forum berbagi pengalaman, gagasan, dan strategi esensial dan praktis di kalangan komunitas sesama institusi dan praktisi ODL .
Tian yang juga terpilih menjadi anggota eksekutif komisi ICDE berharap agar organisasi internasional ODL memperhatikan sistem ODL di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Asia lainnya yang infrastruktur backbone serat optic-nya masih belum merata.
“Untuk akses broadband dan internet, Amerika Serikat dan Eropa memang terdepan, sementara Asia Timur dan Asia Tenggara, seperti Korea Selatan, Jepang dan China cukup sukses dengan pertumbuhan akses pita lebar ini,” sambungnya.
Tian mencontohkan, negara China
itu basis UT-nya adalah The China Central Radio dan TV University
yang sekarang sudah berganti nama menjadi The Open University of China.
Nmaun, meski infrastruktur TI-nya sudah memadai, penetrasi broadband-nya
masih sedikit dari total jumlah penduduknya.
“China memiliki kesamaan dengan Indonesia, dimana masyarakatnya belum semuanya siap ber-online ria walaupun infrastrukturnya sudah memadai. Apalagi pengguna internet di Indonesia masih lebih banyak menggunakan ponsel dari pada perangkat lain,” tambahnya.
“China memiliki kesamaan dengan Indonesia, dimana masyarakatnya belum semuanya siap ber-online ria walaupun infrastrukturnya sudah memadai. Apalagi pengguna internet di Indonesia masih lebih banyak menggunakan ponsel dari pada perangkat lain,” tambahnya.
DAFTAR PUSTAKA:
0 komentar:
Posting Komentar